Karena kenapa harus berbalas, Aji?












Bah.. ternyata tak seperti yang Aji bilang di surau...
Tetap saja membalas melegakan rasa
Membuncahkan gumpal empedu madu malam selilin kita
Yang dulu kau gandoli sebukit arum manis

Karena bulanku, kau yang kupuja kujaga sepeluh hasrat
menghianati mataharimu, katamu hangatmu, pundakmu, sehasrat jiwa

Tetap saja penyamaan kilah dusta juaranya
Waktu segala raga jadi kembar tari busukmu
Melepaskan ugh ah ah irama tersukamu
yang aliri darahmu sebelum taman ini berkembang berupa rupa

Karena agh.. retak sudah bingkai ilmu imanku
tak tabu lagi segala tabu tabu

Mana sabar, ikhlas, rela, kebahagian derita
Dan kemakluman cinta yg pernah Aji tuangkan di surau dulu
Atau memang tak perlu karena selalu
Berkasih durja

Berputar bergelintinganlah nilai nilai Aji
Antara tak sepemahaman melawan kaidah suci siraman nabi

Duh Aji, karena kenapa harus berbalas?

on Tuesday, February 17, 2009 at 6:43pm

No comments:

Post a Comment